Percakapan ini semakin tak henti nona, sengaja memang kubiarkan kau bercerita sambil menangis tanpa henti. Ini pukul dua pagi nona, pikiranmu masih kalut, sibuk menata baris demi baris kata.
Nona si perasa, seakan seisi dunia menertawai nya, dan tak ada yang menyayanginya.
entah pikiran bodoh dari mana asalnya.
kau tahu nona, apa yang sangat ku inginkan saat itu.
jika diijinkan,
aku ingin merengkuh tubuhmu
mencium setiap aroma di rambutmu
menggenggam erat jemarimu
meredam isak tangismu
membekaskan ruam merah di lehermu
kau tahu apa yang membuatku mematung?
aku tidak segila itu nona, merengkuh tubuh hangat kekasih temanku sendiri
dua tahun nona kita saling kenal, tidak ada pikiran di otaku ingin melumat sekujur tubuhmu.
Malam itu berbeda nona, percakapan dua pagi membuat kita berdua sadar, sama sama saling menginginkan, tapi tidak untuk dimiliki.
ternyata, aku sedang menahan begitupun kau, perihal menghargai katamu.
dengan beraninya aku nona,
sebelum pergimu
biarkan aku melumat bibirmu tanpa rasa ragu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar