bagaimana bisa, aku masi terbangun di jam 3 pagi, sedang membaca dengan seksama isi pesanmu. kumaknai pelan pelan, kubaca setiap jeda nya. terhitung sudah semenjak dua tahun lalu dua bola mata kita saling bertatap tanpa ada sekat. iya sudah dua tahun ya, tidak terasa. jika aku berkata bahwa aku tak pernah merasakan jatuh cinta sedalam ini sebelumnya kesannya omong kosong sekali hahaha. kau ingat tidak? ini menjadi salah satu bagian favoritku ketika denganmu. saat itu pukul empat sore dengan senyuman paling hangat aku sampai di depan rumahmu, dengan dua tangan penuh dengan brulee kesukaanmu, namun yang kulihat justru jemarimu sibuk menggenggam erat jemari wanita cantik itu, katamu 'hanya teman' kupercaya saja kata kata mu, untuk apa aku menolak toh tidak ada bukti. dua tahun lamanya ya kita sibuk menyulam cerita, ternyata malam ini benar benar membuatku runtuh, kubaca pesanmu :
'aku pikir ini akhir, aku tidak mau bertele tele terlalu panjang, aku merasa kita tidak cocok saja jika diteruskan lagi pula aku menemukan wanita yang sepertinya bisa jauh lebih mengerti, maaf jika pesan ini terlalu membuatmu sakit, salam untuk bunda dan ayahmu, maaf aku harus pamit, semoga bahagia selalu'
tertawa kecil aku membaca pesanmu, bencinya, air mataku menetes, tak ku minta.
hahaha dua tahun tuan, kita belum pernah memulai apapun, kau belum pernah meminta untuk memulai sudah kau akhiri saja tuan, bajingan macam apa tuan satu ini. tidak, tidak. aku tidak marah sama sekali hanya terkejut saja, belum memulai sudah diakhiri, bodoh sekali puan ini, dua tahun menyulam cerita tanpa mau diberi sebuah kepastian, bodoh sekali. namanya juga kisah cinta manusia, terlalu lama tenggelam sampai lupa kalau ia sedang kehabisan nafas.