cukup lama rupanya tidak menuliskan bait bait aksara tentangmu.
ternyata aku cukup sibuk, menanggapi seluruh isi kepala yang mengacau,
aku kalut, binggung, mana yang harus aku tuliskan,
beberapa bait kebohongan, atau hanya retrorika rasa semata.
aku sedang tidak ingin beradu pandang dengan aksara,
aku sedang lelah mengharap pada semesta.
bisakah kau ketuk dengan perlahan?
atau ingin berlari sekencang-kencangnya?
aku tidak bisa jika hanya menerkanya sendirian
kau lupa? aku bukan Tuhan yang bisa memahami kamu sepenuhnya.
jika dengan mencintaimu penuh tulus tak cukup,
maka benar sebuah ketulusan itu menyedihkan
aku bertanya pada purnama,
apakah rasa kepemilikan dan kehilangan itu datang satu paket?
kemudian tersadar,
bukankah semua memang diciptakan berpasangan?
pergi dan datang misalnya,
kau sudah tau sesuatu yang datang pasti akan pergi pada waktunya.
lantas, mengapa masih mengharap dia kembali?
bahkan dia hadir hanya singgah bukan memiliki.
dan kau bukan satu-satunya kepemilikan rasa.
sudah i saja rindumu, habisi sudah rasamu.
nyatanya semua ini hanya antipati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar