sepasang muda mudi sibuk mengais luka
buah pikiran digilis nestapa
sesak dada dipenuhi rasa hampa
sudah berapa bulan lamanya berjalan beriringan
tangan-tangan kedinginan sibuk bergandengan
aku suka melihatmu bercerita,
nada bicaramu seakan penuh suka.
boleh aku meminta seperti ini saja seterusnya?
boleh aku meminta jangan pernah lepas genggamanya?
boleh aku meminta jangan berhenti menghelai rambutku setiap harinya?
sampai pada akhirnya aku lupa,
detik tak pernah meninggalkan menitnya.
pun siang tak pernah melupakan malamnya.
dan kau, tidak berdiam diri di kota ini untuk seterusnya.
aku sudah pernah bilang, aku pandai di berbagai bidang
urusan mengasihi dan menyayangi bukan perkara lapang
namun ternyata mudah ditaklukan.
cemburu ku keterlaluan,
rasa takut kehilanganku berlebihan
padahal aku sadar penuh, aku ini bukan siapa-siapa.
tapi ternyata bukan perasaanku yang kurang ajar
sikap mu jauh lebih tak wajar.
sama-sama saling tidak ingin kehilangan,
namun tak pernah ada langkah kedepan.
benar memang disemua bidang aku ahlinya,
namun jika menyambutmu pergi, aku tak pernah jadi juaranya.