Selasa, 03 Mei 2022

sungguh malang

sakitku rupanya butuh pulang

sedang namanmu sebatas ingatan

apakah pelukanku kurang rindang?

sampai kau memilih tak pernah pulang?


bunga pemberianmu masih kusimpan rapi penuh usang

dalam gumamnya tak bertuan

lantas mengapa tak dibuang?


hanya anyelir kering itu yang mengingatkan

tentang artinya sebuah pertemuan

jarak kita terlalu panjang

mengorbankan waktu untuk begadang

bertemu diujung peron pukul sembilan

bertemu malam malam bak pecundang

tapi hanya itu waktu yang bisa diberikan

sedang siang malam bekerja banting tulang


melamun melihat kucing pergi sepasang

lantas soal kita kapan ada titik terang?

terlalu asik mengikuti kata dalang

sampai lupa perkenalan kita sudah usang?

aku sudah bisa menyebutmu seorang pemenang

perihal permainan perasaan.

7 hari kematian

1. senin, kami serukan tanda perlawanan penuh antusias 2. selasa, resah suara kami tak pernah dibalas 3. rabu, pelan-pelan hak kami dirampas...